Alasan kalian?
Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu tokoh pergerakan nasional yang mempunyai gagasan besar terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Beliau memiliki pengaruh besar terhadap para pelajar dan pemuda-pemudi bangsa. Mulai dari perjuangan beliau yang sangat gigih demi membangkitkan jiwa nasionalisme di Pulau Jawa, termasuk juga dalam pentingnya persatuan dan kesatuan. Jadi, selain memberikan pengaruh terhadap pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara sendiri juga tidak mengenyampingkan tanggung jawab dia terhadap bangsa mengenai kemajuan bangsa dalam persatuan dan kesatuan. Hal ini terpaut dalam cerita beliau saat beliau memasuki usia kerja, dan memutuskan untuk bergabung dalam sebuah organisasi pemuda yang berdiri tahun 1908, yaitu Boedi Utomo. Beliau merupakan salah satu pemuda yang sangat aktif dalam karir dan organisasinya. Terbukti, beliau memimpin atau sebagai seorang yang menggerakkan para masyarakat sewaktu kongres pertama Boedi Utomo. Dialah yang mengorganisasikan kongres tersebut. Organisasi beliau berlanjut ketika salah satu temannya, Douwes Dekker berhasil mempengaruhi Ki Hajar untuk masuk ke salah satu organisasi pemuda lainnya yaitu Insulinde yaitu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, dia juga mendirikan Organisasi Indische Partij. Beliau juga sangat hebat dalam mempertahankan bangsa nya sendiri. Pada tahun 1913, pemerintah Belanda ingin mengumpulkan sumbangan dari warga atas kemenangan kemerdekaan Belanda atas Perancis, namun dengan sigapnya, Ki Hajar Dewantara langsung melontarkan sebuah tulisan yang ditujukan kepada kepemerintahan Belanda, tentu saja hal ini membuat geram para pejabat tinggi Belanda, sehingga beliau harus diasingkan. Ada yang menarik dari cerita beliau, walaupun diasingkan, beliau tetap gigih dalam membangkitkan rasa pendidikan kepada para pemuda-pemudi bangsa. Beliau mendapatkan sebuah gelar Europeesche Akta, yaitu sebuah gelar yang dapat membantu beliau mendirikan lembaga pendidikan milik diri dia sendiri. Saat kembali ke Indonesia, beliau diangkat menjadi Menteri Pengajaran (Menteri Pendidikan) yang pertama pada saat itu, dan berkat kegigihannya selama ini. Beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, dan tanggal kelahirannya yaitu 2 Mei, dijadikan sebagai Hari Pendidikan. Semoga jasa-jasa beliau dapat kita lanjutkan dan kita kenang selama-lamanya.
Jika Aku Menjadi Ki Hajar Dewantara
Aku bukanlah seorang yang hebat.
Aku juga bukan seorang anak yang memikirkan “bagaimana nasib bangsa ini kedepannya?”
Aku hanya menjalankan tugasku sebagai seorang pelajar. Belajar menjadi orang
yang baik, belajar memahami suatu hal yang baru, dan juga aku pun berusaha
sekuat tenagaku untuk mencapai keinginanku. Sewaktu dulu, aku termasuk anak
yang nakal, ya seperti anak-anak lainnya. Masa-masa yang sangat indah. Namun,
Ayahku yang merupakan keturunan bangsawan, dia tak mau aku menjadi seorang anak
yang tak berguna nantinya. Beliau selalu mendidik ku, memberiku masukan,
menegurku jika aku melakukan sebuah kesalahan. Semua yang diberikan ayahku,
selalu aku turuti dan aku menjalankannya dengan sebaik mungkin.
Beberapa tahun kemudian, aku mulai
menjajaki dunia pendidikan. Suatu hal yang baru menurutku. Setiap hari aku
harus menempuh pelajaran dengan sekuat tenaga, dan tentu saja dengan hati
pastinya. Aku berkeinginan besar saat itu, ingin memberikan sebuah perubahan
baru terhadap pendidikan di Indonesia. Entahlah, itu hanya pemikiran bocah
kecil saja.
Di usia ku yang hampir menginjak
umur 20 tahun. Aku mulai menyukai dunia organsisasi. Ya. Sebuah tempat dimana
terdapat banyak orang yang memiliki gaya pemikiran yang berbeda. Aku sangat
menyukai tempat seperti itu. Aku bersama teman-temanku mulai menyusun rencana
untuk merencakan apapun ke depannya. Sepertinya aku punya banyak hal yang akan
aku lakukan nantinya, terutama di dalam dunia pendidikan.
Mengapa aku lebih mengarah kepada
dunia pendidikan di Indonesia? Mungkin
pemikiran sewaktu bocah itulah yang menjadikan aku seperti ini. Dari sudut
pandang seorang pelajar, aku mungkin berfikir bahwa pendidikan di Indonesia ini
masih jauh dibandingkan Negara-negara luar lainnya. Karena entah kenapa, gaya
pemikiran orang Indonesia masih mementingkan kepentingan nya sendiri. Nah,
disinilah aku ingin sekali mengubah gaya pemikiran tersebut dengan cara
memberikan pendidikan karakter kepada mereka. Kalau di bilang pintar, itu
adalah hal yang biasa bagi semua orang. Tapi bagaimanakah sebuah bangsa bisa
dikatakan bangsa yang maju jika jiwa karakter bangsanya saja pun masih tidak
ada?
Menurutku, jika sebagai bangsa kita
masih berjalan sendiri-sendiri. Ambil contoh kecil saja, sebuah organisasi jika
tidak mempunyai satu tujuan yang jelas, jangan harap organisasi itu akan
bertahan lama. Karena apa? Karena dalam sebuah perkumpulan, disitulah
sebenarnya kita sedang merasakan sebuah perang. Setiap orang memiliki pemikiran
dan pola berfikir yang berbeda-beda. Tapi bagaimana cara kita untuk mendamaikan
perang tersebut tanpa harus ada yang jatuh berdarah.
Pendidikan karakter juga
sangat penting dalam memanage diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, dengan
karakter yang baik dan sikap yang baik pula, hal itu akan mewujudkan hasil
terbaik yang kita inginkan. Aku juga ingin membangun sebuah perkumpulan atau
tempat dimana setiap orang bebas berada disitu. Yang aku maksud bebas disini
adalah sesuatu yang tidak ada ikatan/tekanan sedikitpun, mulai dari
agama,ras,ideologi, dan segala macamnya dapat berada di tempat itu. Tujuan nya
adalah untuk memberikan rasa nyaman kepada setiap orang dan setiap pemahaman.
Selebihnya mungkin tujuanku sudah sangat jelas terhadap bangsa ini. Lalu
bagaimanakah langkah selanjutnya? Tunggu ceritaku.
EmoticonEmoticon