Muhammad ibn Zakariya al-Razi, Si Ilmuwan Serba Bisa dari Teheran

  Dalam sejarahnya, Peradaban Islam merupakan salah satu peradaban yang paling cepat perkembangannya dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan bidang-bidang disiplin ilmu di seluruh Dunia. Perkembangan yang terjadi bukan sebagai kebetulan belaka, melainkan ada banyak sekali tokoh-tokoh yang terlibat didalamnya, salah satunya adalah seseorang yang tercatat sebagai 

  Tokoh sekaligus Ilmuwan terbesar dalam perkembangan Islam di Dunia, ia adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenal sebagai Rhazes di dunia barat.

        Ar-Razi adalah seorang Ilmuwan yang lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H / 28 Agustus 865 Masehi. Nama Razi-nya berasal dari nama sebuah kota yang disebut Rayy. Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tetapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi.

  Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Kemudian dia menemukan dokter yang bernama  Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan ahli filsuf yang berhasil menyembuhkan matanya. Dokter sekaligus gurunya ini dulunya adalah seorang Yahudi, namun beberapa lama kemudian, memutuskan untuk memeluk Agama Islam. Dari sinilah ketertarikan Ar-Razi terhadap Ilmu Kedokteran mulai terlihat.

        Ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan menjadi Kepala Rumah Sakit di tempat kelahirannya, Rayy. Dr. Ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.

Dalam Ilmu Kedokteran, ada beberapa hal yang dikemukakan oleh Ar-Razi sebagai Dokter Terbesar Islam, yaitu

1.Ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar
2.Ar-Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi asma"
3.Ar-Razi merupakan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi
4.Ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar dalam bidang Farmasi
5. Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran
6. Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar

        Pada masanya, dalam bidang Ilmu fiqih , yaitu Ilmu Kimia, Ilmu Filsafat, Ilmu Matematika, Ilmu Kesustraan, Ilmu-Ilmu Bahasa dan Sastra, Ilmu Mantik (logika), dan Ilmu Madhab-Madhab Kalam (Aliran pemikiran dan Akidah), termasuk seorang yang pakar di zamannya pada Ilmu Perubatan dan Ilmu Hikmah adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi.

          Apabila beliau berjalan ke suatu tempat, akan ada banyak ratusan murid yang beriringan dengan sang dokter serta bersedia untuk  mengambil ilmu dari beliau dalam bidang Tafsir, Fiqih, Kalam, Kedokteran, Usul Fiqh, dan lainnya. Sudah tepatlah, sebutan “Ilmuwan SerbaBisa” ini untuk diberikan kepada Dr. Ar-Razi.

         Ia adalah seorang pemikir atau filosof yang rasionalis yang tidak mempercayai wahyu dan kenabian. Ajaran yang terkenal darinya adalah Lima Kekal. Di samping itu, ia juga mempunyai ajaran etika agar manusia tidak terlalu zuhud dan juga tidak terlalu bermewah-mewah.

        Namun ia juga seorang muslim yang ingin menginterpretasikan pemahamannya tentang Tuhan dan makhluk-Nya. Karena ia seorang dokter, maka karyanya yang banyak adalah dalam bidang kedokteran. 

       Sebagai seorang muslim yang beriman, sudah seharusnya kita mengenal lebih jauh tentang Ar-Razi, karena masih banyak lagi manfaat dan ilmu yang akan kita dapat dari Ilmuwan SerbaBisa ini.



Dendera Lamps, Si Misteri Lampu Pijar Mesir


   Apa yang akan kalian pikirkan, ketika bangsa Mesir yang dalam peradabannya belum menemukan aliran listrik dan sumber tenaga yang memadai. Namun, dapat memberikan sebuah inovasi berupa Lampu Pijar yang berada dalam Kuil Hathor di Dendera beberapa puluhan kilometer utara Luxor.

   Sekilas, dengan penemuan Lampu Pijar di Mesir ini, terpikirkan dalam benak saya, nama seorang Ilmuwan paling terkenal dan juga diakui sebagai penemu Lampu Pijar di Dunia, ialah Thomas Alva Edison. Dia lah seorang ilmuwan yang menemukan lampu pijar, sebuah temuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia pada tahun 1879.

  Setelah melihat penemuan ini, saya sempat berfikir, apakah Thomas Alfa Eddison mendapatkan inspirasi membuat lampu dari Dendera Lamps ini? Mari kita telusuri Misteri Lampu Pijar ini.

   Teori bahwa listrik dikenal dan digunakan di zaman kuno tampaknya untuk menstabilkan beberapa pendapat mengenai Tenaga Listrik pada Mesir Kuno. Kunci seluruh teori terletak beberapa ratus kilometer sebelah timur Mesir, yang sekarang disebut Irak. Ada beberapa pot aneh ditemukan. Beberapa silinder tembaga yang terkandung kedap air, terpaku ke dalam lubang dengan aspal.

  Para excavator (alat berat) yang menemukan pertama pot pada tahun 1936 ini yakin, bahwa ini adalah elemen galvanik, baterai yang primitif. Rekonstruksi memang menunjukkan bahwa ada kemungkinan untuk menciptakan listrik dengan itu.

 Dalam sebuah kuil di Dendera, beberapa puluhan kilometer utara dari Luxor, beberapa ilmuwan menemukan sebuah cahaya. Seorang insinyur listrik Norwegia melihat bahwa obyek ditampilkan pada relief di bagian atas dinding ini bisa bekerja sebagai lampu.

  Ruangan ini benar-benar di atas tanah, dibangun oleh Snofru, seorang pembangun Piramida Besar, Khufu. Di ruangan ini banyak jelaga dengan intensitas yang cukup tebal, dan jika ada orang yang pergi melewati bagian Piramida Mesir, mereka akan menemukan banyak jelaga yang berlimpah di langit-langit bangunan tersebut.

 Perlu diketahui penerangan pada peradaban mesir kuno dilakukan menggunakan obor, lilin dan lampu minyak, yang menimbulkan banyak jelaga dan di setiap dinding suatu tempat ditemukan banyak jejak jelaga.

 Para pemercaya peradaban Mesir mengatakan bahwa Dendera Lamps ini merupakan Sumber Cahaya
yang sering digunakan oleh masyarakat Mesir pada ruangan raja atau tempat suci. Hal ini didasarkan pada ditemukannya jejak-jejak jelaga pada tempat tersebut.

Pada kasus kali ini para peneliti mengklaim adanya sebuah sumber tenaga seperti Baghdad Battery (Baghdad, Irak 1936)yang telah ditemukan dan digunakan untuk bangsa Mesir Kuno.

Jika dijelaskan secara mitologis, pahatan ini menggambarkan sebuah sketsa penciptaan.

           1. Bunga lotus adalah simbol dari Dewa Nefertem yang juga disebut dewa matahari dari Masa Memphitic

         2. Ular adalah simbol dewa wadjet yang menggambarkan Galaksi Bimasakti (Milky Way) 

      3. Figur Tiang Penyangga dengan tangan adalah perwujudan Dewa Heh, Dewa Penjunjung Langit (Seperti Atlas dalam Mitologi Yunani Kuno) , di pahatan lain figur tiang digantikan oleh sosok manusia.

      Hal ini menguatkan kembali bahwa sebenarnya, Dendera Lamps merupakan sebuah penemuan penerangan yang sudah ada sejak Zaman Mesir Kuno, Namun, dari setiap pahatan yang ada di Kuil tersebut sama sekali tidak menunjukkan bentuk/gambar sebuah bola lampu. Ini hanyalah sekedar hasil imajinasi dan gambaran agar menyamakan dengan lampu.

Berikut adalah 11 unsur yang berada pada Dendera Lamps (Gambar di atas)

1. Priest
2. Kawat Ionisasi
3. Electric Discharge
4. Soket Lampu
5. Kabel
6. Dewa udara
7. Isolator
8. Pembawa Cahaya (Thoth, Dewa Pengetahuan)
9. Simbol untuk "aliran"
10. Polaritas berbalik
11. Sumber Energy

      Bagaimanapun juga, Teori-teori mengenai Peradaban Mesir Kuno ini menunjukkan bahwa Mesir merupakan sebuah peradaban yang sangat maju dalam bidang Teknologi dan Ilmu Pengetahuan.  Objek tersebut terus membuat takjub karena beberapa orang melihat relief batu tersebut sebagai tabung bola lampu besar. Mereka percaya bahwa relief ini adalah bukti teknologi cahaya listrik Mesir kuno yang disebut Cahaya Dendera.




What Do You Think About Islam Kingdom?

   Beberapa waktu yang lalu, setelah mengupas habis mengenai Kerajaan Hindu-Buddha, Sejarah Indonesia, salah satu pelajaran yang saya sukai ini, kembali membahas tentang Kerajaan yang ada di Indonesia. Namun, bedanya, kali ini Sejarah Indonesia mengajarkan kita tentang Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Indonesia. 

      Sebagai umat beragama, sudah sepantasnya kita untuk mempelajari Sejarah Kerajaan yang ada di Indonesia. Mengapa? Karena dengan mempelajari mengenai Kerajaan, kita akan tahu bagaimana perjuangan para tokoh pada masa itu, bagaimana kehidupan sosial-budaya mereka, bagaimana sistem perekonomian dan pemerintahan mereka, dan masih banyak lagi. Tidak beda pula dengan Kerajaan Islam yang ada di Indonesia. Menurut data, ada 11 Kerajaan Islam di Indonesia, yaitu.


1.     Perlak (Peureulak)
2.     Samudera Pasai
3.     Aceh
4.     Demak
5.     Pajang 
6.     Mataram Islam
7.     Banten
8.     Cirebon
9.     Makassar
10.   Ternate 
11.   Tidore

      Masuknya agama Islam di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kegiatan pelayaran dan perdagangan pada masa lampau. kalian Ingat bahwa kegiatan pelayaran dan pedagangan di perairan nusantara telah berlangsung sejak awal tahun Masehi. Pada waktu itu banyak pedagang dari India dan Cina yang mengadakan hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Indonesia. Kegiatan pelayaran dan perdagangan ini semakin hari semakin berkembang ramai. Selanjutnya pada sekitar abad ke-7 dan 8 pedagang-pedagang Islam dari Timur Tengah banyak yang datang berlayar ke selat Malaka hingga ke perairan Nusantara kita. 

     Agama-agama Islam mula-mula berkembang di kota-kota dagang atau disekitar bandar tempat persinggahan pada pedagang Islam. Daerah yang mula-mula menjadi daerah Islam adalah Perlak dan Samudra Pasai. Kemudian meluas ke pulau Jawa seperti Gresik. Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Seharusnya ke pulau lainnya (Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan sebagainya).

      Pada kali ini, saya akan membahas tentang Kerajaan Perlak,  mungkin banyak dari kita yang tidak mengetahu Sejarah Kerajaan Perlak. Dalam buku-buku teks pelajaran di sekolah, disebutkan kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai. Namun, fakta menyebutkan Perlak lebih dulu ada daripada Samudera Pasai. Kerajaan Perlak muncul mulai tahu 840 M sampai tahun 1292 M. Bandingkan dengan kerajaan Samudera Pasai yang sama-sama mengambil lokasi di Aceh. Berdiri tahun 1267, Kerajaan ini akhirnya lenyap tahun 1521. 

      Tidak tahu kenapa, materi yang kita pelajari dari dulu hingga saat ini, selalu mengatakan bahwa Kerajaan Samudera Pasai lah yang merupakan Kerajaan Pertama di Indonesia. Lalu, apa itu Kerajaan Perlak?

      Kerajaan Perlak  berdiri tahun 840 M dengan rajanya yang pertama, Sultan Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah. Sebelumnya, memang sudah ada Negeri Perlak yang pemimpinnya merupakan keturunan dari Meurah Perlak Syahir Nuwi atau Maharaja Pho He La. Pada tahun 840 ini, datanglah rombongan berjumlah 100 orang yang dipimpin oleh Nakhoda Khalifah. Tujuan mereka adalah berdagang sekaligus berdakwah menyebarkan agama Islam di Perlak. Pemimpin dan para penduduk Negeri Perlak pun akhirnya meninggalkan agama lama mereka untuk berpindah ke agama Islam. 

      Selanjutnya, salah satu anak buah Nakhoda Khalifah, Ali bin Muhammad bin Ja`far Shadiq dinikahkan dengan Makhdum Tansyuri, adik dari Syahir Nuwi. Dari perkawinan mereka inilah lahir kemudian Alaidin Syed Maulana Abdul Aziz Syah, Sultan pertama Kerjaan Perlak. Sultan kemudian mengubah ibukota Kerajaan, yang semula bernama Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah, sebagai penghargaan atas Nakhoda Khalifah. Sultan dan istrinya, Putri Meurah Mahdum Khudawi, dimakamkan di Paya Meuligo, Perlak, Aceh Timur.

      Kerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal sebagai penghasil kayu Perlak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Tak heran kalau para pedagang dari Gujarat, Arab dan India tertarik untuk datang ke sini. Pada awal abad ke-8, Kerajaan Perlak berkembang sebagai bandar niaga yang amat maju. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat. Efeknya adalah perkembangan Islam yang pesat dan pada akhirnya munculnya Kerajaan Islam Perlak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Begitulah gambaran besar dari Kerajaan Perlak ini, manfaat apa sajakah yang dapat kita ambil dari Kerajaan Perlak ini?

1.     Kita jadi mengetahui bahwasanya Kerajaan Perlak lah yang merupakan Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
2.     Di Perlak, terdapat kayu yang sangat bagus dan berkualitas untuk pembuatan kapal.
3.     Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang ada di Kerajaan Perlak
4.     Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk diteladani dalam kehidupan sehari hari
5.     Hasil alam dan posisinya yang strategis membuat Perlak berkembang sebagai Pelabuhan niaga yang maju pada abad ke-8, disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari Arab dan Persia